Beranda > Climate and Weather > Banjir Tahun 2002,2007,2008 di Jakarta dari Kacamata Cuaca dan Iklim

Banjir Tahun 2002,2007,2008 di Jakarta dari Kacamata Cuaca dan Iklim

bundaran-air-mancurBanjir yang terjadi setiap tahun di Jakarta sudah menjadi isu lingkungan yang lumrah bagi para penduduknya, terutama pada wilayah-wilayah yang sering terkena banjir. Berdasarkan pengamatan, banjir besar yang menerjang di Jakarta tercatat pada tahun 1918, 1921, 1942, 1954, 1976, 1996, 2002 (awal februari), dan 2007 (awal februari). Berbagai faktor telah di kambing hitam-kan sebagai alasan penyebab munculnya banjir itu sendiri. Tetapi dari segi keilmuan penulis membatasinya dari faktor segi cuaca dan iklim.

Indonesia secara geografis merupakan daratan maritim-kontinental, yakni diapit dua samudera dan dua benua.  Kondisi demikian memberi nilai yang cukup berarti bagi keseimbangan energi antara atmosfer, daratan dengan lautan. Akibatnya dihasilkan dinamika atmosfer yang komplek dan kemudian mempengaruhi unsur fisik cuaca itu sendiri. Walaupun demikian hal tersebut tidak berlaku hanya pada ‘wilayah’ atmosfer Indonesia saja, mengingat atmosfer memiliki interaksi yang luas dengan sistem disekitarnya.

Berbagai faktor dari atmosfer dapat diduga sebagai pemicu penyebab banjir.  Jika pada musim hujan normal saja Jakarta tetap masih kebanjiran keadaan akan semakin parah bila musim hujan bertepatan dengan episode La Nina. Itu baru satu jenis episode osilasi daratan-lautan belum lagi berinterferensi dengan osilasi lainnya seperti MJO, DME, TBO dan osilasi lokal lainnya.

Kejadian banjir yang berlangsung sejak tanggal 27 Januari hingga 1 Februari 2002 rata-ratanya 434 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari yakni tanggal 29 dan 31 masing-masing sebesar 108 dan 75 mm/hari, sedangkan pada bulan Februari curah hujan terbesar tercatat pada tanggal 1 Februari sebesar 83 mm/hari.  Bandingkan dengan hujan rata-rata bulanan yang tercatat berkisar 140 – 160 mm/bulan.

Darmawati (2005) telah melakukan penelitan yang mengkaitkan antara curah hujan yang jatuh di wilayah Jakarta sebagai banjir Januari-Februari 2002 dengan fenomena MJO. Yang menyimpulkan MJO berperan penting sebagai variasi intra musim, jika MJO berinterferensi dengan musim hujan maka dapat dicurigai sebagai penyebab timbulnya banjir besar di Jakarta.  Banjir yang melanda sejumlah tempat di indonesia khususnya Jakarta merupakan siklus tahunan. Dikatakan demikian karena curah hujan yang jatuh sebagai presipitasi berinteraksi kuat dengan proses di atmosfer termasuk jenis-jenis osilasi daratan-lautan yang muncul sebagai penguat salah satu kejadian yang lumrah di Ibukota Negara ini.

*Darmawati Alumni S1 Dept.Geofisika dan Meteorologi IPB

  1. ajikinai
    Oktober 8, 2009 pukul 3:32 pm

    the question is:
    “apa yang mesti kita lakukan…?”

    • twinhammer
      Oktober 8, 2009 pukul 5:13 pm

      the question is:
      “apa yang mesti kita lakukan…?”

      Mungkin yang dimaksud adalah bagaimana mencegahnya. Ulasannya penulis bagi menjadi 3 yaitu ketika kejadian sebelum banjir, saat banjir dan sesudah banjir (sumber: depkes)

      SEBELUM BANJIR

      * Kerja bakti membersihkan saluran air
      * Melaksanakan kegiatan 3M (Menguras, Menutup dan Menimbun) benda-benda yang dapat menjadi sarang nyamuk
      * Membuang sampah pada tempatnya
      * Menyediakan bak penyimpanan air bersih

      SAAT BANJIR

      * Evakuasi keluarga ketempat yang lebih tinggi
      * Matikan peralatan listrik/sumber listrik
      * Amankan barang-barang berharga dan dokumen penting ke tempat yang aman
      * Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum
      * Terlibat dalam pendistribusian bantuan
      * Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan
      * Menggunakan air bersih dengan efisien

      SESUDAH BANJIR

      * Membersihkan tempat tinggal dan lingkungan rumah
      * Melakukan pembrantasan sarang nyamuk ( PSN )
      * Terlibat dalam kaporitisasi sumur gali
      * Terlibat dalam perbaikan jamban dan saluran pembuangan air limbah (SPAL)

      Usaha2 tersebut baru dari sisi non-cuaca dan iklim, lalu pertanyaanya bagaimana usaha kita untuk mencegah banjir dari sisi cuaca-atmosfer?. Pertanyaan ini terlalu berat untuk penulis menjawabnya, karena keadaan atmosfer bumi yang kompleks berikut interaksinya terhadap manusia. Walaupun pada saat ini para ilmuwan belum menemukan hubungan yang pasti antara intensitas hujan (penyebab banjir) dengan aktivitas manusia secara keseluruhan.

      salam kenal.

  2. Januari 30, 2012 pukul 9:00 am

    Ulasannya sangat lengkap, terima kasih atas sharing ilmunya..

  3. September 5, 2014 pukul 7:42 pm

    In this case, Locksmith Boynton Beach FL can help you greatly by immediately producing a duplicate key for your vehicle.
    From a realistic point of view, the encryption locks through
    hardware replication easier to crack, but completed piracy industry chain has been formed.
    He is presently “working” on his latest novels ‘The Awakened Spirit’ and ‘From Seeds of Hate to the Bonds of Love’, based on some true and inspiring stories.

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar